Selasa, 16 November 2010

Benih di Jalan, Tanah Bebatuan, Semak Berduri atau Tanah Subur

Benih di Jalan, Tanah Bebatuan, Semak Berduri atau Tanah Subur
Oleh Redywan James Purba

Terlalu lama melihat benih itu tumbuh! Apakah benih itu mati? Terkadang tak sabar melihatnya bertumbuh. Padahal sudah kukerahkan semua daya upaya ku. Aku malah jadi bertanya, apakah kemarin terjatuh di jalanan saja? Tanah berbatu atau di semak duri?

Awalnya aku berharap dia terjatuh di tanah subur dan seingat ku aku sudah menabur dengan cara yang benar dan mengarahkan pada tempat yang seharusnya. Tapi kenapa begitu lama? Ahh… sudahlah, gumam ku meredakan gelisah.

Jika memang sudah tentu tak akan sirna. Hanya perlu member waktu menyianginya. Bekerjalah selagi hari masih siang dan terus ada. Hingga saatnya tiba, 30, 60 sampai 100 kali ganda tuaian kan tiba tuk dituai para pekerja selanjutnya.

Cirebon, November dua belas – 2010
15.00 WIB
* dalam perenungan yang dalam akan sebuah kegundahan

Terperosok Satu Kaki

Terperosok Satu Kaki

Oleh Redywan James Purba



Sebelah kaki terjatuh

Parah...

Berdarah...



Angkat segera

Bersihkan luka,

Perhatikan langkah selanjutnya!



Cipaku Permai 14, November, dua - 2010

10.07 am

Berharap sampai seribu

- Berharap sampai seribu -

Oleh : Redywan James Purba & Revi Yohana Simanjuntak

Kupikirkan… Kurenungkan… Kutuliskan semua itu
Sebatas yang kumampu
Ku ingin sampai seribu
Gapai harapan yang terpicu

Tak sampai seribu
Walau harapku sebanyak itu
Lelah ku berjibaku
Daya picu tetap tak mampu

Harapan kadang jadi geruh
Bukan tak berharap apalagi harap semu
Teruslah berharap untuk cita mu
Kan beri inspirasi masa muda mu
Lewat rangkaian masa lalu
Tuk diwujudkan penerus mu

Mei, dua dua – 2010
00.01 am

Ketika semua yang terlintas tak sempat terucap...

Maka muailah menuliskannya
Mengejar sesuatu yang telah berlalu tak akan membuat kita merasa dapat memperbaiki masa lalu
Tuliskanlah...