“Beritahu Aku Arti Keadilan Itu…”
Oleh Redywan James Purba
Engkau memang benar, ya TUHAN, bilamana aku berbantah dengan Engkau! Tetapi aku mau berbicara dengan Engkau tentang keadilan: Mengapakah mujur hidup orang-orang fasik, sentosa semua orang yang berlaku tidak setia? (Yer 12:1)
Menatap kosong… Melompong! Tak bersuara! Terbangun… sebentar tertidur lagi! Lugu tapi tak lucu, namun tak ada yang membaca buku… Ahh mati gaya. Semua menunggu… Itulah mahasiswa di bis situ. Tapi tak begitu dengan ku. Sekalipun aku ada di tempat itu dan aku telah mengakhiri masa mahasiswa ku setahun yang lalu, jangan pikir aku ikut dalam perpaduan orang dalam bis yang meluncur dengan pelan di tengah derasnya hujan sore itu. Jika kamu berpikir begitu, berarti kau belum mengenal ku (ha…ha…ha… tertawa tanpa suara).
Lampu-lampu neon dan baleho melintas silih berganti. Semua orang menyingkir untuk berteduh karena hujan yang keluar dari awan yang tak sanggup menahan lagi gumpalan airnya. Lampu lalu lintas membuat bi situ berhenti sejenak. Perhentian itu membuatku melihatnya. Dengan jelas! Wanita sebaya usia belasan tahun masih berdiri menantikan belas kasihan pengemudi mobil mewah yang juga berhenti karena lampu pengatur itu. Dia tak sendiri. Seorang bocah balita tepat dipangkuannya. Menangis dan merintih kedinginan. Bocah itu tak kuasa menahan dinginya air hujan itu.
Aku berpikir dalam! Pikiran itu mengarahkan ingatan ku pada siaran berita pada hari ini. Berita yang menghiasi layar TV seharian ini. Mereka yang justru disibukkan dengan agenda sidang dan kepentingan partai. Mempermasalahkan bailout menjadi konsumsi utama yang seolah membutakan pikiran. Yang penting sidang berjalan! Semakin lama, semakin banyak tunjangan! “Ahh…parah “ kutirukan gaya ucapan seseorang yang biasa bersama ku. Ahh…Najong…sambut ku jika selalu mendengar kalimat itu.
Begitu kontras! Sedikit tidak adil! Berat sebelah! Lalu dimana keadilan dalam hidup? Apakah Tuhan salah? Mengapa keadaan seperti ini muncul? Atau jangan-jangan Dia tak tahu dan tak mau tahu?
Tidak! Dia tahu. Dia peduli. Allah berotoritas akan hal itu. Dan ada saatnya Dia mengerjakan bagian-Nya untuk sesuatu yang sedang kita lihat dan saksikan (Band Yer 12:7-17). Sekarang giliranmu! Apa yang kau lakukan?
Jumat, 02 April 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Ketika semua yang terlintas tak sempat terucap...
Maka muailah menuliskannya
Mengejar sesuatu yang telah berlalu tak akan membuat kita merasa dapat memperbaiki masa lalu
Tuliskanlah...
Mengejar sesuatu yang telah berlalu tak akan membuat kita merasa dapat memperbaiki masa lalu
Tuliskanlah...


Tidak ada komentar:
Posting Komentar