“Mengasihi orang lain membutuhkan hati yang taat kepada Allah”
Oleh Redywan James Purba
Kasihilah Tuhan Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu
dan dengan segenap kekuatanmu”
Ulangan 6:5
Sullivan Balou adalah seorang pajurit yang tewas dalam perang saudara di Bull Run, Amerika Serikat. Saat dia menyadari bahaya yang mengancamnya, dia menuliskan sebuah surat yang sangat pedih kepada istrinya. Katanya “ Jika aku tidak kembali, Sarah tersayang, jangan pernah lupa betapa aku mencintaimu. Saat aku menghembuskan nafas terakhirku di medan peperangan, nafas itu akan membisikkan namamu”
Sepintas cerita diatas sangatlah terlihat romantis. Tak dapat dipungkiri bahwa cinta kasih yang ada pada diri seseorang selalu ingin diwujudnyatakan dengan lebih indah pada orang yang dikasihinya, namun yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana kasih kita terhadap Allah yang adalah pencipta hidup kita, Allah yang telah menyatakan kasih-Nya terlebih dahulu kepada kita melalui pengorbanan Yesus di kayu salib (Rom 5:8).
Kita tidak akan mungkin dapat mengasihi orang lain dengan segenap hati, jika kita tidak terlebih dahulu mengasihi Allah. Mengasihi orang lain membutuhkan hati yang taat kepada Allah. Jika kita menyadari bahwa kita belum sepenuhnya mengasihi Allah, maka akan terasa sangat sulit bagi kita untuk mengasihi orang lain.
Seorang teman saya bercerita kepada saya, menjelang bulan Februari, adalah waktu bagi dia dan teman-temannya mengadakan satu kompetensi yang berbeda dari kompetensi yang biasanya. Mereka berpendapat bahwa bulan Februari adalah saat yang tepat untuk menyatakan kasih pada wanita yang dinilainya cocok untuk dia. Saya pribadi sempat berpikir singkat, memang benar bahwa 14 Februari diperingati oleh seluruh dunia sebagai hari kasih sayang, sehingga saya sempat terdorong untuk ikut ambil bagian dalam kompetisi tersebut, namun yang harus kita lihat lebih jauh adalah kasih itu bukan hanya kita ingin nyatakan pada hari itu saja atau membuat hari itu begitu spesial untuk menyatakan kasih sayang. Yang menjadi kebenaranya adalah bahwa setiap hari itu indah Tuhan jadikan bagi kita dan itu adalah pemberian yang terbaik (Yak 1:17).
Sebagai orang yang terus rindu bertumbuh dan menyatakan kasih itu, saya juga sering sekali dihadapkan pada kasus mengaplikasikan kasih pada orang yang secara khusus saya gumulkan dalam doa. Saya telah beberapa kali harus selesai berdoa dengan seseorang karena akhirnya Roh Kudus menuntun untuk tidak meneruskan doa saya terhadap orang yang saya kasihi tersebut. Hal ini memberikan pelajaran bagi saya bahwa ketika kerinduan untuk mengasihi dan berdoa bagi orang lain dalam menemukan teman hidup adalah salah satu topik doa yang terus digumulkan dengan sungguh-sungguh.
Kenyataan bahwa saya harus selesai berdoa sering sekali saya jadikan sebagai evaluasi bagaimana sebenarnya saya saat ini mengasihi Allah terlebih dahulu, bagaimana hubungan saya dengan orang yang telah memberikan segenap hidup dan dirinya bagi dosa-dosa saya. Dari pengalaman yang telah saya alami, saya semakin diingatkan juga saat-saat saya mencoba sungguh-sungguh mengasihi Allah lebih lagi, maka wujud kasih kepada sesama itu juga saya rasakan lebih nyata dan penuh kedamaian.
Jika saat ini teman-teman sedang berdoa secara khusus bagi seseorang yang anda kasihi, biarlah ini meneguhkan kita semua bahwa kasih kita kepada Allah adalah hal yang terutama dan terlebih besar, jika teman-teman saat ini belum menemukan orang yang tepat untuk di doakan, mari juga kita melihat kapada diri kita, memulai menyatakan kasih yang terlebih dahulu kepada Allah kita, karena mengasihi orang lain membutuhkan ketaatan kepada Allah (jms).
“Hanya ada satu kebahagiaan hidup; mengasihi dan dikasihi”
(Dennis Prager)
Renungan ILUMINASI TPS BANDUNG feb-April 2009
Jumat, 02 April 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Ketika semua yang terlintas tak sempat terucap...
Maka muailah menuliskannya
Mengejar sesuatu yang telah berlalu tak akan membuat kita merasa dapat memperbaiki masa lalu
Tuliskanlah...
Mengejar sesuatu yang telah berlalu tak akan membuat kita merasa dapat memperbaiki masa lalu
Tuliskanlah...


Tidak ada komentar:
Posting Komentar