Warna ku, Warna mu
Oleh Redywan James Purba
Warna itu indah! Kata siapa? Kata orang! Orang mana? Hampir semua orang! Tapi itu kan masih katanya. Berarti belum ada kepastian. Mungkin saja dia berkata seperti itu karena dia menyukai salah satu dari jenis yang ada. Ada orang yang suka merah, yang lain biru dan yang lain lagi kuning. Mungkin semua tergantung pada orangnya. Bagaimana dengan mu? Bagiku warna menarik, bukan masalah suka ini atau tidak.
Warna memberi sesuatu dalam penglihatan. Jika warna tidak ada, maka indera penglihatan kita terasa ‘hambar’, Dia tak bisa memberi penilaian tentang yang dilihatnya. Jangankan memberi penilaian, dia mungkin tak mau hidup lagi. Kenapa? Yah karena dia sudah kehilangan fungsinya. Dia tak lagi melakukan tugasnya sebagaimana mestinya.
Jika kita melihat sekeliling, banyak yang dapat kita bedakan tanpa menyentuhnya. Siapa yang membuat demikian? Warna. Jika bukan karena dia, kita mungkin tetap bisa melihat, namun tak dapat memiliki keindahannya.
Begitulah orang Kristen. Semua orang itu diciptakan memiliki kemampuan, talenta, bakat, dan ketertarikan serta panggilan yang berbeda. Setiap orang menampilkan sesuatu agar orang lain bisa melihatnya. Orang diciptakan untuk mengerjakan dan memberi sesuatu dari dirinya. Jika kita telah melakukannya, tentu orang akan merasa kehadiran kita. Melihat apa yang kita berikan karena kita memberikan warna yang berbeda. Namun sudahkah kita melakukannya?
Jumat, 02 April 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Ketika semua yang terlintas tak sempat terucap...
Maka muailah menuliskannya
Mengejar sesuatu yang telah berlalu tak akan membuat kita merasa dapat memperbaiki masa lalu
Tuliskanlah...
Mengejar sesuatu yang telah berlalu tak akan membuat kita merasa dapat memperbaiki masa lalu
Tuliskanlah...


Tidak ada komentar:
Posting Komentar