Kamis, 22 April 2010

Sang Penambal Hidup

Sang Penambal Hidup
Kutuliskan untuk mereka yang sedang berjuang melawan tekanan dan tantangan dalam hidup nya

Oleh Redywan James Purba S.Psi

Perjalanan penuh tantangan dengan kecepatan tak kurang 100 km/jam malam itu membuat ku terlena dengan keahlian ku mengendarai motor kesukaan ku. Molang. Begitu aku dan semua orang yang mengenal ku menyebut motor itu. Kau mau tahu singkatan apa itu? Motor Petualang. Yah… Sekalipun berpenampilan sedikitcity ride, tapi naluri petualang dalam dirinya tak pernah kuragukan. Semua terbukti nyata dengan lokasi dan daerah yang dijangkaunya. Tak tanggung-tanggung, pulau Jawa dari Banten hingga Jawa Timur, Banyuwangi telah lewat oleh jangkauannya.

Molang ku begitu gagah. Mempesona. Jiwa petualang sejati memang melekat dalam dirinya. Tak seorang pun kan membantah, apalagi orang yang pernah menungganginya. Jika kau bertanya pendapatku tentang nya? Wah… Tak ada lagi kata yang sanggup mendeskripsikan ketangguhannya. Mau gimana, itu deskripsi wajar karena akulah pemiliknya.

Tapi…
Malam itu menjadi berbeda. Molang ku tak seperti biasa. Sepulang perjalanan malam dari Jatinangor, dia tampak tak kuasa. Aku mendorongnya. Roda belakang yang kuat sebagai bagian kegagahannya pun tak terlihat darinya. Dia lemah bak pesakitan berjalan di jalan lapang. Mungkin seandainya bisa bicara dia akan berkata, “Maaf aku sudah tak kuat. Aku kelelahan, bahkan jika mungkin dia berkata, “Aku takut melanjutkan perjalanan ini”

Aku teringat akan kejadian serupa yang pernah menimpa ku. Saat aku begitu putus asa. Tak mampu lakukan apapun. Jangankan berjalan, berdiri pun begitu berat dan tak kuasa kulakukan. Masa itu sangat tak enak. Gerah. Tak kuasa beranjak tapi terkadang justru ku terbuai tetap dalam kondisi itu.

Satu yang perlu engkau lakukan. Beranjaklah. Temukan tempat yang tepat. Seperti molang yang akhirnya tepat di tukang tambal ban. Menemukan perbaikan hidup lewat sang penambal ban dan dapat kembali berjalan dan menyelesaikan perjalanan malam itu.

Bagaimana dengan mu? Adakah kepenatan hidup dan tekanan begitu menguasai mu? Beranjak dan datanglah ke tempat yang tepat. Kepada Dia sang ‘Penambal’ dan juga Pencipta mu. Kiranya tulisan ini bisa meneguhkan mu untuk terus berjuang menyelesaikan tugas dan tanggung jawab mu.

Sukajadi, April, dua satu, 2010
di samping Tukang tambal ban sambil menikmati Mie Kwietiau
11.30 pm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ketika semua yang terlintas tak sempat terucap...

Maka muailah menuliskannya
Mengejar sesuatu yang telah berlalu tak akan membuat kita merasa dapat memperbaiki masa lalu
Tuliskanlah...